Haloo sahabat Blog Cerita Rakyat Indonesia,
Di serial Cerita Si kancil kali ini, Tim CRI akan membawakan cerita yang berjudul " Dongeng Si Kancil Dan Siput ".
Alam pedesaan yang subur. Puluhan hektar sawah membentang hijau. Di tengah - tengah sawah yang hijau membentang, terdapat sebuah parit yang membelah cukup panjang.
Di parit itu tinggalah sekelompok Siput yang hidup rukun penuh kedamaian. Antara satu dengan yang lain saling tolong - menolong, bahu - membahu tidak pandang bulu. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda selalu menghormati yang lebih tua.
Setap pagi mereka pergi untuk mencari makan. Ada diantara mereka yang berjalan menyusuri sepanjang parit hingga sampai ke ujung. Namun ada pula yang menyebar di sawah-sawah yang ada di kanan dan kiri parit. Ketika sore tiba, mereka baru pulang ke rumahnya masing-masing. Adakalanya di antara mereka yang membawa makanan untuk diberikan kepada anak-anak yang masih kecil di rumah.
Pada suatu hari, tiba-tiba mereka didatangi oleh si Kancil. Dengan langkah yang begitu meyakinkan, si Kancil menyapa seekor Siput yang agak jauh dari kawan-kawannya.
"Selamat pagi Siput? Bagaimana kabarmu ?" sapa Kancil dengan wajah berseri-seri.
"Baik-baik saja!" jawab Siput."Bagaimana dengan dirimu?"
"Seperti yang kau lihat sendiri, aku tidak kurang apapun!"
"Cil kenapa kamu disebut binatang paling cerdik?"
"Sudahlah Siput, aku memang dikenal sebagai binatang paling pintar dan kau dikenal sebagai binatang paling malas karena jalanmu yang lambaaaaat. Lambat tahu!" tukas Kancil.
"Cil, walau jalanku lambat tapi aku bukan pemalas. Kalau cuma adu lari cepat denganmu aku jamin kau pasti kalah."
"Lho, kau menantangku adu lari cepat?"
"Kamu berani adu lari cepat Cil?" tanya Siput.
"Wah-wah, kau nekad ya Put. Baik mari kita berlomba lari cepat. Kapan dilaksanakan !"
"Besok pagi !" Jawab Siput dengan mantap.
Si Kancil menjadi heran mendapat jawaban Siput seperti itu. "Baiklah besok pagi aku datang ke parit ini."
Si Kancil melangkah menuju ke hutan. Sedangkan Siput meneruskan usahanya untuk mencari makanan. Baru setelah sore Siput pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Siput berpikir keras untuk menemukan cara yang paling tepat guna memberi pelajaran kepada si Kancil. Baru setelah tengah malam, Siput mendapatkan gagasan yang dianggap paling jitu. Malam itu juga segera menghubungi semua Siput yang ada di tempat itu.
Dengan sifatnya yang suka tolong-menolong akhirnya semua Siput bersepakat untuk menaklukan si Kancil dalam perlombaan lari besok pagi. Ketika matahari sudah mulai muncul di ufuk timur, semua Siput sudah berkumpul di tempat yang telah ditentukan sebagai arena perlombaan. Satu persatu Siput-siput mulai berjejer di sepanjang parit. Mereka masuk ke dalam air kecuali satu Siput yang kemarin bertemu dengan si Kancil.
Setelah menunggu beberapa saat, Kancil pun datang di tempat tersebut. "Selamat pagi Siput! Apakah kamu sudah siap melawanku hari ini?" tanya Kancil dengan sombong.
"Oh tentu Cil !" sahut Siput yang sejak tadi telah menunggu. "Aku sudah siap untuk mengalahkanmu."
"Baik ayo laksanakan!" sahut Kancil.
"Begini, Cil! Karena aku tidak bisa berlari di daratan, maka aku akan berlari dalam parit, sementara kamu nanti berlari di daratan di atas pematang," kata Siput menjelaskan aturan perlombaan.
"Saya setuju. Mari sekarang kita mulai!" jawab si Kancil yang sudah tidak sabar lagi.
Setelah aba-aba dibunyikan, segera keduanya memulai perlombaan. Kancil langsung berlari diatas pematang, pembatas antara parit dengan sawah. Sementara siput pun masuk ke dalam air di parit sebelahnya. Kancil berlari cukup cepat. Dalam hatinya, ia sudah yakin bahwa dirinya yang akan jadi pemenangnya.
Setelah beberapa saat berlari, ia kemudian berhenti. Ia ingin memastikan, apakah Siput mampu mengejarnya ataukah masih ketinggalan jauh dibelakang?
"Siput...! Sipuuuut ! Samapai dimanakah kamu sekarang ?" teriak si Kancil untuk mengetahui posisi Siput.
"Kuk...! Hai Cil, mengapa kamu baru sampai di situ? Aku sudah berada di depanmu."
Kancil terkejut melihat Siput muncul berada di depannya. Ia tak menyangka kalau Siput mampu mendahului kecepatannya. Si Kancil pun berlari lagi. Kali ini, ia berlari lebih cepat daripada sebelumnya. Dirinya tak ingin dikalahkan oleh Siput. Beberapa saat kemudian Kancil memanggil Siput lagi, " Sipuuut..! Samapai dimanakah kamu sekarang?" Sambil menampakan diri di permukaan air, Siput pun menyahut, " Kuk, hai...Cil ada apa. Mengapa kamu tetap saja dibelakangku!"
Berulang kali si Kancil memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, tapi saat itu pula Kancil terkejut saat Siput selalu berada di depannya. Semua tenaga sudah dikerahkan, tapi tetap saja Siput selalu menampakan diri dan berada di depannya. Akhirnya si Kancil pun tak mampu lagi meneruskan larinya. Ia baru mengakui bahwa Siput diam-diam dapat berlari dengan cepat sekali, jauh melebihi kecepatannya.
Apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga si Kancil dapat dikalahkan oleh Siput? Kancil ternyata kalah cerdik dengan Siput. Dia tidak menyadari bahwa di dalam parit itu sudah berada ratusan bahkan ribuan Siput yang berjajar sepanjang parit sampai di ujung. Sehingga setiap kali ia memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, saat itu pula yang menjawab adalah Siput yang berada di depannya. Jadi dengan begitu Siput yang awal sebenarnya tetap saja masih dibelakang, di garis start. Namun hal ini tidak diketahui oleh Kancil hingga selesai perlombaan.
Demikian cerita dongeng si Kancil yang berjudul " Cerita Dongeng Si Kancil dan Siput " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.
Dongeng Si Kancil dan Siput
Cerita Dongeng Kancil dan Siput |
Di parit itu tinggalah sekelompok Siput yang hidup rukun penuh kedamaian. Antara satu dengan yang lain saling tolong - menolong, bahu - membahu tidak pandang bulu. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda selalu menghormati yang lebih tua.
Setap pagi mereka pergi untuk mencari makan. Ada diantara mereka yang berjalan menyusuri sepanjang parit hingga sampai ke ujung. Namun ada pula yang menyebar di sawah-sawah yang ada di kanan dan kiri parit. Ketika sore tiba, mereka baru pulang ke rumahnya masing-masing. Adakalanya di antara mereka yang membawa makanan untuk diberikan kepada anak-anak yang masih kecil di rumah.
Pada suatu hari, tiba-tiba mereka didatangi oleh si Kancil. Dengan langkah yang begitu meyakinkan, si Kancil menyapa seekor Siput yang agak jauh dari kawan-kawannya.
"Selamat pagi Siput? Bagaimana kabarmu ?" sapa Kancil dengan wajah berseri-seri.
"Baik-baik saja!" jawab Siput."Bagaimana dengan dirimu?"
"Seperti yang kau lihat sendiri, aku tidak kurang apapun!"
"Cil kenapa kamu disebut binatang paling cerdik?"
"Sudahlah Siput, aku memang dikenal sebagai binatang paling pintar dan kau dikenal sebagai binatang paling malas karena jalanmu yang lambaaaaat. Lambat tahu!" tukas Kancil.
"Cil, walau jalanku lambat tapi aku bukan pemalas. Kalau cuma adu lari cepat denganmu aku jamin kau pasti kalah."
"Lho, kau menantangku adu lari cepat?"
"Kamu berani adu lari cepat Cil?" tanya Siput.
"Wah-wah, kau nekad ya Put. Baik mari kita berlomba lari cepat. Kapan dilaksanakan !"
"Besok pagi !" Jawab Siput dengan mantap.
Si Kancil menjadi heran mendapat jawaban Siput seperti itu. "Baiklah besok pagi aku datang ke parit ini."
Si Kancil melangkah menuju ke hutan. Sedangkan Siput meneruskan usahanya untuk mencari makanan. Baru setelah sore Siput pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Siput berpikir keras untuk menemukan cara yang paling tepat guna memberi pelajaran kepada si Kancil. Baru setelah tengah malam, Siput mendapatkan gagasan yang dianggap paling jitu. Malam itu juga segera menghubungi semua Siput yang ada di tempat itu.
Dengan sifatnya yang suka tolong-menolong akhirnya semua Siput bersepakat untuk menaklukan si Kancil dalam perlombaan lari besok pagi. Ketika matahari sudah mulai muncul di ufuk timur, semua Siput sudah berkumpul di tempat yang telah ditentukan sebagai arena perlombaan. Satu persatu Siput-siput mulai berjejer di sepanjang parit. Mereka masuk ke dalam air kecuali satu Siput yang kemarin bertemu dengan si Kancil.
Setelah menunggu beberapa saat, Kancil pun datang di tempat tersebut. "Selamat pagi Siput! Apakah kamu sudah siap melawanku hari ini?" tanya Kancil dengan sombong.
"Oh tentu Cil !" sahut Siput yang sejak tadi telah menunggu. "Aku sudah siap untuk mengalahkanmu."
"Baik ayo laksanakan!" sahut Kancil.
"Begini, Cil! Karena aku tidak bisa berlari di daratan, maka aku akan berlari dalam parit, sementara kamu nanti berlari di daratan di atas pematang," kata Siput menjelaskan aturan perlombaan.
"Saya setuju. Mari sekarang kita mulai!" jawab si Kancil yang sudah tidak sabar lagi.
Setelah aba-aba dibunyikan, segera keduanya memulai perlombaan. Kancil langsung berlari diatas pematang, pembatas antara parit dengan sawah. Sementara siput pun masuk ke dalam air di parit sebelahnya. Kancil berlari cukup cepat. Dalam hatinya, ia sudah yakin bahwa dirinya yang akan jadi pemenangnya.
Setelah beberapa saat berlari, ia kemudian berhenti. Ia ingin memastikan, apakah Siput mampu mengejarnya ataukah masih ketinggalan jauh dibelakang?
"Siput...! Sipuuuut ! Samapai dimanakah kamu sekarang ?" teriak si Kancil untuk mengetahui posisi Siput.
"Kuk...! Hai Cil, mengapa kamu baru sampai di situ? Aku sudah berada di depanmu."
Kancil terkejut melihat Siput muncul berada di depannya. Ia tak menyangka kalau Siput mampu mendahului kecepatannya. Si Kancil pun berlari lagi. Kali ini, ia berlari lebih cepat daripada sebelumnya. Dirinya tak ingin dikalahkan oleh Siput. Beberapa saat kemudian Kancil memanggil Siput lagi, " Sipuuut..! Samapai dimanakah kamu sekarang?" Sambil menampakan diri di permukaan air, Siput pun menyahut, " Kuk, hai...Cil ada apa. Mengapa kamu tetap saja dibelakangku!"
Berulang kali si Kancil memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, tapi saat itu pula Kancil terkejut saat Siput selalu berada di depannya. Semua tenaga sudah dikerahkan, tapi tetap saja Siput selalu menampakan diri dan berada di depannya. Akhirnya si Kancil pun tak mampu lagi meneruskan larinya. Ia baru mengakui bahwa Siput diam-diam dapat berlari dengan cepat sekali, jauh melebihi kecepatannya.
Apa yang terjadi sesungguhnya, sehingga si Kancil dapat dikalahkan oleh Siput? Kancil ternyata kalah cerdik dengan Siput. Dia tidak menyadari bahwa di dalam parit itu sudah berada ratusan bahkan ribuan Siput yang berjajar sepanjang parit sampai di ujung. Sehingga setiap kali ia memanggil Siput untuk mengetahui posisinya, saat itu pula yang menjawab adalah Siput yang berada di depannya. Jadi dengan begitu Siput yang awal sebenarnya tetap saja masih dibelakang, di garis start. Namun hal ini tidak diketahui oleh Kancil hingga selesai perlombaan.
Sumber : Kumpulan Dongeng Si Kancil Penerbit "Zahra Book" Penulis MB Rahimsyah AR
Cerita Dongeng Si Kancil yang lainnya :
Cerita Dongeng Si Kancil yang lainnya :
- Cerita Dongeng Si Kancil Menipu Para Buaya
- Cerita Dongeng Si Kancil Menipu Kera
- Cerita Dongeng Si Kancil Sabuk Nabi Sulaiman
- Cerita Dongeng Si Kancil dan Beruang
Demikian cerita dongeng si Kancil yang berjudul " Cerita Dongeng Si Kancil dan Siput " semoga kita bisa mendapat pelajaran penting dari cerita diatas untuk kita bagikan kepada anak dan cucu kita.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, jika ada yang perlu ditanyakan silahkan tinggalkan komentar di bawah ini